Blogger Widgets

Jumat, 03 Mei 2013

Pembersihan Atap Batubara

Pembersihan Atap Batubara (Cleaning Roof)

Pembersihan atap batubara atau biasa disebut dengan istilah cleaning roof di beberapa perusahaan pertambangan batubara tentunya memiliki standar operasional atau regulasi masing-masing.

Pembersihan atap batubara umumnya menggunakan excavator tipe cutting edge atau flat bucket, tetapi ada juga yang menggunakan alat bantu (unit support) antara lain yaitu grader maupun dozer.

Excavator tipe cutting edge atau flat bucket

Keuntungan
  • recovery batubara relatif aman
  • sesuai untuk batubara tipis (minor seam) yaitu ketebalan < 1 meter
  • sesuai untuk batubara dengan kondisi struktur
  • sesuai untuk batubara dengan kemiringan tertentu (tegak, landai)
Kerugian
  • proses cleaning roof cukup lama untuk batubara yang terbuka (expose) luas
  • material hasil cleaning roof (dalam hal ini overburden) hanya dikumpulkan saja atau side cast
  • untuk batubara lunak akan bayak terbuang jika saat cleaning roof penggunaan cutting edge atau flat bucket terlalu ditekan pada tubuh batubara (coal body)
Grader

Keuntungan
  • proses cleaning roof cepat untuk batubara yang terbuka (expose) luas
  • sesuai untuk batubara tebal (mayor seam) yaitu ketebalan > 1 meter
  • sesuai untuk batubara tanpa struktur (normal)
  • sesuai untuk batubara  keras
  • sesuai untuk batubara dengan kemiringan < 5 derajat (relatif datar)
  • kebersihan batubara dapat terjamin
Kerugian
  • recovery batubara berkurang atau banyak terbuang
  • tidak sesuai batubara tipis (minor seam) yaitu ketebalan < 1 meter
  • tidak sesuai untuk batubara dengan kondisi struktur
  • tidak sesuai untuk batubara dengan kemiringan tertentu (tegak, landai)
Untuk material hasil cleaning roof (dalam hal ini overburden) harus dijauhkan dari batubara yang sudah bersih, bila secara visual jumlahnya sedikit hanya dilakukan pendorongan saja oleh dozer (crawler dozer maupun wheel dozer) dan bila secara visual jumlahnya banyak harus diangkut dan dibuang ke disposal.

Untuk pembersihan atap batubara sangat tidak dianjurkan menggunakan dozer. Seperti dozer berjenis roda besi (crawler) maupun berjenis roda karet (wheel). Alasan utamanya adalah untuk mencegah agar batubara tidak terbuang jadi overburden (waste) dan meningkatkan recovery batubara.

(wheel dozer sedang mendorong dan membersihkan tumpukan material hasil cleaning roof ke arah down dip, sebelumnya telah dilakukan cleaning roof oleh excavator tipe cutting edge atau flat bucket yang saat ini berada di samping wheel dozer)

Selasa, 16 April 2013

Memotong / Memangkas Tumpukan Batubara Dengan Menggunakan Dozer Di ROM

Problem yang sering dijumpai saat akan menumpuk batubara di ROM ternyata kondisinya penuh. Maka salah satu cara yang dilakukan adalah memotong atau memangkas tumpukan batubara. Hal ini dilakukan agar kapasitas tumpukan batubara dapat maksimal.
Tetapi hal yang harus kita perhatikan adalah :
  • ketinggian maksimal tumpukan batubara yang direkomendasikan agar terjamin keselamatan kerja, meliputi : ketersediaan tanggul batubara untuk keamanan dumping, area manuever dump truck yang akan dumping, ketersediaan penerangan yang standar untuk kerja malam
  • tumpukan batubara tidak kontak dengan tanggul pengaman (safety berm) di ROM
  • jalan untuk alat hauling tidak tertutup
  • dapat diterapkan sistem FIFO (First In First Out)
  • tumpukan batubara tidak kontak dengan tumpukan batubara lain yang berbeda kualitas
  • berada di area yang ada bedding coal
  • tidak menyebabkan kontaminasi
  • tumpukan batubara rapi

Ripping / Menggaru Pada Batubara

Ripping atau menggaru adalah metoda untuk memecah batubara dengan menggunakan dozer yang dilengkapi oleh ripper. Ripping dilakukan apabila kondisi batubara keras dan tidak bisa digali langsung menggunakan excavator type teeth bucket. Ripping hanya sekedar membantu membongkar batubara dan untuk proses loading tetap menggunakan excavator.
Hal yang perlu diperhatikan dalam proses ripping :
  • batubara expose pastikan sudah dilakukan pembersihan atap (cleaning roof)
  • batubara expose pastikan terlihat face coal atau freeface sempurna
  • pastikan dozer untuk ripping sudah dilakukan P2H atau pre start check sebelum digunakan
  • pastikan kebersihan dozer untuk ripping (track atau crawler, blade , ripper dan lain-lain)
  • pastikan kondisi ripper aman (point ripper maupun shank ripper)
  • pastikan kondisi track atau crawler aman
  • pastikan pengawas telah memberikan instruksi yang benar kepada operator dozer
  • pastikan jarak atau spasi saat ripping teratur agar tidak menghasilkan big coal (bila perlu disilang)
  • pastikan parting dengan ketebalan > 7 cm tidak terbongkar (pada kondisi batubara berparting tebal)
  • pastikan lantai batubara (floor) tidak terbongkar
  • pada kondisi kerja malam hari harus dilengkapi penerangan yang standar (tower lamp)
  • pastikan pengawas batubara ada di area tersebut selama pekerjaan berlangsung
  • pastikan tidak ada kontaminasi logam maupun non logam
  • pastikan ada kedudukan untuk dozer saat ripping
  • pastikan lebar area kerja tidak sempit untuk dozer saat ripping
  • ripping sangat ideal untuk kondisi batubara datar dan prosesnya bisa searah strike maupun dip
  • ripping agak sulit untuk kondisi batubara dengan kemiringan tertentu. Untuk batubara dengan kemiringan yang tidak terlalu curam proses ripping dari arah up dip ke arah down dip (pastikan kondisi dozer tidak tergelincir akibat licinnya permukaan batubara). Pada kondisi batubara dengan kemiringan curam jangan dilakukan proses ripping searah strike karena dapat berpotensi dozer tergelincir atau terbalik. Tetapi bila kemiringannya aman dapat ripping searah strike dengan diselingi membuat kedudukan untuk dozer agar posisinya stabil.
  • apabila kondisi batubara dengan kemiringan tegak maka jangan dilakukan proses ripping dengan menggunakan dozer, tetapi sebaiknya dibongkar dengan menggunakan excavator type teeth bukcet

Senin, 15 April 2013

Fly Rock

Fly rock adalah batuan terbang yang disebabkan oleh kegiatan peledakan atau blasting di area tambang terbuka (open pit). Permasalahan yang harus diperhatikan terhadap proses penambangan batubara terkait adanya potensi fly rock adalah sebagai berikut :
1. Batubara yang sudah terbuka atau expose dan jaraknya terlalu dekat dengan area rencana peledakan, tidak diperbolehkan untuk dilakukan pembersihan atap batubara atau cleaning roof. Hal ini untuk mencegah potensi kontaminasi, efisiensi waktu dan meningkatkan perolehan coal recovery.
2. Batubara yang sudah terbongkar dan jaraknya terlalu dekat dengan area rencana peledakan, harus segera
diangkut ke ROM atau dipindahkan ke area aman. Tentunya pihak kontraktor harus berkoordinasidengan personal in charge operation atau  pit kontrol dari pihak customer atau owner dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas batubara serta waktu rencana peledakan.
3. Batubara yang sudah terbongkar dan jaraknya terlalu dekat dengan area peledakan, bila dalam kondisi mendesak tidak cukup waktu untuk diangkut atau dipindahkan karena segera dilakukan rencana peledakan maka harus segera dipadatkan (compacting) dengan excavator. Hal ini untuk mengurangi potensi loss coal. Setelah proses peledakan selesai dan aman, harus dilakukan pembersihan ulang jika ditemukan adanya kontaminasi akibat fly rock. Tetapi perlu diingat sebaiknya jangan sampai terjadi pada cara no.3 ini, usahakan batubara sudah harus aman sebelum rencana peledakan. Hal ini tergantung kelancaran pekerjaan antar shift.
4. Harus ada koordinasi antara customer atau owner + mining contractor (mining, drill & blast, engineer) untuk antisipasi sebelumnya. Pastikan aman arah peledakan dan potensi fly rock tehadap batubara.



Tumpahan / Ceceran Batubara

Tumpahan / ceceran batubara adalah tumpahnya batubara yang diangkut oleh dump truck di jalan angkut.Faktor nya terdiri dari kondisi jalan angkut, kondisi muatan, serta kondisi dump truck.
Faktor kondisi jalan antara lain : tanjakan, turunan, tikungan, berlubang, bergelombang, dan lain-lain.
Faktor muatan antara lain : terlalu penuh (saat pemuatan / loading tidak ratakan atau dipadatkan oleh lat muat), dan lain-lain.
Faktor dump truck antara lain : kecepatan tinggi / overspeed, pintu vessel (tail gate) dump truck tidak tertutup rapat / rusak, dump truck mengalami kecelakan, dan lain-lain.

Penamaan Seam Batubara

Penamaan Seam Batubara di beberapa perusahaan berbeda-beda. Hal ini tergantung kebijakan perusahaan.
Ada yang memakai sistem alphabetic, sistem numeric, sistem metric dan lain-lain.
PT. Indominco Mandiri memakai sistem numeric, contoh : 0, 'artinya seam nol'
PT. Berau Coal memakai sistem alphabetic, contoh : F, 'artinya seam fanta'

Coal Left

Coal left adalah kondisi body batubara yang tertinggal, belum terbuka secara sempurna sehingga secara visual tidak terlihat tentang dimensi sebenarnya atau freeface masih tertutup oleh ob atau lumpur. Coal left sering terjadi jika dalam proses penambangan tidak sempurna, tetapi coal left juga dapat terjadi karena hal-hal yang tidak terduga (misal : longsoran). Sebaiknya kontrol operation harus lebih baik dalam sequence tambang dan menciptakan good mining practice.

Big Coal

Big coal adalah bongkah batubara yang menyangkut pada saringan hopper (grizzly).Big coal dapat menyebabkan kegiatan crushing macet (stuck).Penanganan big coal secara konvensional menggunakan jack cutter untuk memperkecil ukuran batubara tersebut. Penanganan big coal secara mekanis dapat menggunakan excavator atau wheel loader.

Masalah big coal sebenarnya lebih efisien jika ditangani langsung di pit, sehingga alur permasalahannya tidak berlarut sampai ke ROM maupun crusher. Hal ini dilakukan untuk mencegah atau menghindari hilangnya waktu produksi crushing.

Solusi mencegah big coal :

1. Pengawas batubara (kontraktor / owner) harus memahami SOP (Standar Operasional Prosedur) coal
    getting. Utamanya tentang ukuran maksimal batubara yang dimuat (loading).
2. Operator alat muat (excavator) harus memahami teknik muat (loading) batubara.
3. Jika ada big coal (bongkah batubara) di permuka kerja (front loading) batubara di pit harus segera
   diperkecil (dipecah) menggunakan excavator.
4. Jika menggunakan metode ripping saat membongkar batubara keras harus diatur jarak (spasi) rippingnya.
5. Jika ada big coal (bongkah batubara) di ROM segera diperkecil (dipecah) menggunakan excavator atau 
    wheel loader.
6. Tingkatkan pengawasan coal getting.
7. Sistem punishment diterapkan.
8. Proteksi pada hopper menggunakan grizzly. Sehingga batubara yang ukuran lebih kecil langsung lolos
    (under size), sementara batubara ukuran besar langsung tertahan (over size) dan diperkecil secara
    mekanis menggunakan excavator atau wheel loader.


(big coal)


(penanganan big coal dengan jack cutter)


Note : Bila hopper tidak memakai sistem grizzly akan sangat berbahaya dan terlebih penanganannya secara konvensional yaitu harus turun dan masuk ke dalam hopper untuk memecah big coal. Grizzly dari aspek safety mendukung dan dari efisiensi produksi crushing juga lebih baik.

Cleat

Cleat  adalah  kekar di dalam  lapisan batubara, khususnya pada batubara bituminous yang ditunjukkan oleh serangkaian kekar yang sejajar, umumnya mempunyai orientasi berbeda dengan kedudukan lapisan batubara.
Adanya cleat dapat disebabkan beberapa faktor :
- mekanisme pengendapan
- petrografi batubara
- derajat batubara
- tektonik (struktur geologi)

- aktifitas penambangan

Berdasar genesanya dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
·         Endogenous cleat dibentuk oleh gaya internal akibat pengeringan atau penyusutan material organic. Umumnya tegak lurus bidang perlapisan sehingga bidang kekar cenderung membagi lapisan batubara menjadi fragmen-fragmen tipis yang tabular.
·         Exogenic cleat dibentuk oleh gaya eksternal yang berhubungan dengan kejadian tektonik. Mekanismenya tergantung pada karakteristik struktur dari lapisan pembawa batubara. Cleat ini terorientasi pada arah tegasan utama dan terdiri dari dua pasang kekar yang saling membentuk sudut.
·         Included cleat bersifat local akibat proses penambangan dengan adanya perpindahan beban kedalam struktur tambang. Frekuensi included cleat tergantung pada tata letak tambang dan macam teknologi penambangan yang digunakan.
Berdasarkan bentuknya dapat dikelompokkan menjadi lima :

·         Bentuk kubus, umumnya pada endogeneous cleat yang berderajat rendah.

·         Bentukl ami nasi, pada exogenic cleat berupa perselingan antara batubara keras
        dan lunak atau antara durain dan vitrain.

·         Bentukti dak me ne r us, berhubungan dengan endogeneous dan exogenic cleat.

·         Bentukmener us, berhubungan dengan struktur geologi atau akibat
        penambangan.

·         Bentukbongkah yang disebabkan oleh kejadian tektonik. 

 
 (pada gambar terlihat cleat berwarna putih yang menempel pada batubara)

Coal Quality Control

Coal Quality Control adalah pengawasan terhadap spec kualitas batubara agar sesuai produk yang ditargetkan dalam pemasaran (marketing) ke pelanggan (customer / buyer).

Aspek coal quality control antara lain :
- kondisi geologi (patahan, lipatan, washout, pinch out, burn coal, parting, interburden, intrusi, pelapukan, dll)
- data kualitas insitu (data bor, channel sampling, peta kualitas, dll)
- proses penambangan
- proses penumpukan sebelum crushing (inpit stock dan ROM)
- pengangkutan (direct maupun rehandle)
- proses pencampuran (blending)
- proses peremukan (crushing)
- proses penumpukan hasil crushing (main stock yard, stock pile, port stock yard)
- proses pengapalan (direct barging, transhipment, shipment)


Proses Penambangan :

Proses penambangan harus mengikuti standar operasional prosedur yang telah ditetapkan agar kualitas batubara terjaga dan tercipta good mining practice.



  


Peta Kualitas Insitu
Untuk memastikan coal quality control, sebaiknya perlu adanya peta kualitas insitu batubara yang menjadi pegangan atau panduan dalam pengawasan operasional penambangan sehingga dapat menjadikan parameter maupun pembanding antara plan dan aktual. Peta kualitas insitu batubara sebaiknya disajikan dalam grid yang memuat data kualitas insitu batubara dari data pemboran inti (coring) yang telah dilakukan (infill maupun development). Peta kualitas insitu batubara ini harus memuat block atau section dan strip.

Seorang coal quality controler sebaiknya selalu meng-update data titik kontrol (control point) yang diambil di lapangan saat aktivitas expose batubara maupun penambangan batubara. Selanjutnya data yang diambil tersebut diplotkan pada peta kualitas insitu batubara sehingga diketahui data sebenarnya dan kemajuan pengambilan batubaranya.

Hasil sampling (misal : channel sampling) juga dapat ditambahkan di peta kualitas insitu batubara untuk melengkapi data yang belum ada atau sebagai pembanding.

Data insitu ini kita perlukan untuk crosscheck antara coal blending plan dengan aktual hasil blending setelah proses crushing. Sehingga bila ada penyimpangan kualitas batubara segera dapat diketahui penyebabnya dan harus dilakukan perbaikan agar tidak terulang atau terjadi kembali. Hal ini dapat kita jadikan eviden untuk mencegah reject kualitas.







Peralatan (Equipment)

Equipment ini meliputi alat muat, alat pendukung dan alat angkut. Semuanya harus :
- layak dan lulus uji komisioning
- telah dilakukan pre start chek atau P2H sebelum dioperasikan
- bersih
- khusus digunakan untuk aktivitas batubara







Lokasi Pemuatan (Front Loading)

Lokasi pemuatan (front loading) harus terbebas dari genangan air, lumpur, material ob, material topsoil / subsoil, material scoria, flying rock atau batuan terbang akibat peledakan(blasting), dan lain-lain. Pada malam hari harus ada lampu penerangan (tower lamp) dengan standar pencahayaan 5 Lux untuk menjaga keselamatan kerja dan kualitas batubara.


(pada gambar front loading batubara dekat dengan sump yang berpotensi air bisa meluap atau bocor ke arah front loading batubara tersebut jika tanggul / barrier sump tidak kuat)



(pada gambar terlihat batubara berpotensi terkena kontaminasi yaitu material ob lepas maupun genangan air)


Penambangan batubara (coal mining)

Batubara expose diproses menjadi clean coal (batubara bersih) sebagai berikut:
  • Batubara expose harus terbebas dari kontaminasi dan dilusi serta freeface batubara atau coal line harus terbuka semua.
  • Atap batubara dibersihkan (cleaning roof atau top coal) menggunakan excavator yang berpelindung gigi bucket (cutting edge).Material hasil cleaning roof jika secara visual prospek diusahakan maka bisa dijadikan batubara kotor (dirty coal) yang nantinya diproses menjadi clean coal melalui proses pencucian (washing) pada washing plant.Perlu diingat jika ada kegiatan peledakan (blasting) yang lokasinya berdekatan dengan lokasi batubara expose tersebut proses cleaning roof jangan terlalu luas / dihentikan sementara karena akan terkena flying rock (batuan terbang akibat peledakan), dan proses cleaning roof dapat dilanjutkan kembali setelah kegiatan peledakan (blasting) selesai.
  • Jika kodisi batubara terdapat coal banded (lapisan batubara dengan banyak sisipan parting tidak beraturan) yang sekiranya memepengaruhi kualitas maka coal banded tersebut dapat dibuang / dikeruk dengan excavator tadi.
  • Jika ada lapisan parting > 7 cm pada batubara tersebut maka parting tersebut harus dibuang dan batubara di bawah parting > 7 cm tersebut harus dilakukan cleaning roof lagi.
  • Jika ada lapisan parting 7cm pada batubara tersebut maka parting dapat digabung dengan batubara dengan catatan kualitas lapisan batubara di atas maupun di bawah parting tersebut sama.Hal ini disebut komposit (composite).
  • Jika ada lapisan parting 7cm pada batubara tersebut maka parting harus dibuang dan batubara di bawah parting 7 cm tersebut harus dilakukan cleaning roof lagi, dengan catatan kualitas lapisan batubara di atas dan di bawah parting tersebut berbeda.Hal ini disebut play.Komposit tidak dilakukan karena kualitas total akan drop.
  • Jika kondisi batubara keras (hardness) dalam proses pembongkaran memerlukan excavator gigi bucket (teeth bucket) atau ripping oleh dozer jangan sampai membongkar parting > 7 cm pada batubara tersebut.
  • Jika loading batubara menggunakan excavator gigi bucket (teeth bucket) jangan sampai membongkar floor (lapisan di bawah lantai batubara).Tentunya akan meninggalkan batubara sisa loading, hal ini nanti dilanjutkan loading dengan excavator yang berpelindung gigi bucket (cutting edge) untuk menghindari kontaminasi terhadap floor. Batubara sebelum floor disisakan 20 cm yang nantinya dloading dijadikan dirty coal.
  • Alat muat (loader), alat pendukung (support / auxiliary) dan alat angkut (hauler) harus bagus (layak) dan bersih sebagaimana yang telah disebutkan di atas tadi.
  • Batubara yang akan dimuat tidak boleh berupa bongkah besar (big coal) harus dikecilkan terlebih dahulu dengan excavator.
  • Pemberian label atau almamater nama seam batubara pada alat angkut (hauler).
  • Pemberian label training pada alat muat (loader), alat pendukung (support / auxiliary) dan alat angkut (hauler) jika operatornya masih dalam tahap pelatihan.
  • Jika kondisi gelap utamanya malam hari di front loading batubara harus ada lampu penerangan (tower lamp).
  • House keeping yaitu tidak membuang sampah sembarangan di area tambang terutama front loading batubara.
Catatan : PT. Indominco Mandiri (batubara dengan parting di atas 7cm harus dipisah), PT. Berau Coal (batubara dengan parting di atas 10cm harus dipisah), PT. Arutmin Indonesia Tambang Satui (batubara dengan parting di atas 10cm harus dipisah), PT. Arutmin Indonesia Tambang Senakin (batubara dengan parting di atas 15cm harus dipisah)

Kontaminan
Kontaminan berupa logam (misal : besi) maupun non logam (misal : plastik, kertas, bungkus makanan, botol minuman, puntung rokok, kain atau majun, batuan, lumpur, kayu, daun, bahan bakar minyak, dll)

                                       (pada gambar terlihat kontaminasi batuan pada batubara)

   
(pada gambar terlihat kontaminasi lumpur hasil scrap grader pada batubara)

                              (pada gambar terlihat kontaminasi bungkus makanan pada batubara)

ROM (Run Of Mine) Management adalah adalah manajemen penempatan dan distribusi batubara hasil penambangan batubara untuk digunakan dalam proses pencampuran (blending) dalam kegiatan crushing.Distribusinya yaitu batubara hasil penambangan distok di ROM (Pit to ROM) atau batubara hasil penambangan langsung masuk penggilingan (Pit to Crusher) maupun batubara stok dari ROM masuk ke penggilingan (ROM to Crusher).Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

Penumpukan Batubara Di ROM

Kebijakan penumpukan batubara di ROM antar perusahaan batubara mempunyai standar dan regulasi berbeda-beda. Berikut beberapa contohnya :

A. Contoh penumpukan berdasarkan kualitas cv dan sulfur (untuk semua seam kualitas low ash) :
  • Stock HCV-High Sulfur
  • Stock HCV-Medium Sulfur
  • Stock HCV-Low Sulfur
  • Stock MCV-High Sulfur
  • Stock MCV-Medium Sulfur
  • Stock MCV-Low Sulfur
  • Stock LCV-High Sulfur
  • Stock LCV-Medium Sulfur
  • Stock LCV-Low Sulfur 
  • Stock Dirty Coal
B. Contoh penumpukan berdasarkan kualitas cv dan sulfur (untuk semua seam kualitas medium ash) :
  • Stock HCV-High Sulfur
  • Stock HCV-Medium Sulfur
  • Stock HCV-Low Sulfur
  • Stock MCV-High Sulfur
  • Stock MCV-Medium Sulfur
  • Stock MCV-Low Sulfur
  • Stock LCV-High Sulfur
  • Stock LCV-Medium Sulfur
  • Stock LCV-Low Sulfur 
  • Stock Dirty Coal 
C. Contoh penumpukan berdasarkan kualitas cv dan sulfur (untuk semua seam kualitas high ash) :
  • Stock HCV-High Sulfur
  • Stock HCV-Medium Sulfur
  • Stock HCV-Low Sulfur
  • Stock MCV-High Sulfur
  • Stock MCV-Medium Sulfur
  • Stock MCV-Low Sulfur
  • Stock LCV-High Sulfur
  • Stock LCV-Medium Sulfur
  • Stock LCV-Low Sulfur 
  • Stock Dirty Coal 
D. Contoh penumpukan berdasarkan kualitas cv dan ash ( untuk semua seam kualitas low sulfur) :
  • Stock HCV-High Ash
  • Stock HCV-Medium Ash
  • Stock HCV-Low Ash
  • Stock MCV-High Ash
  • Stock MCV-Medium Ash
  • Stock MCV-Low Ash
  • Stock LCV-High Ash
  • Stock LCV-Medium Ash
  • Stock LCV-Low Ash
 E. Contoh penumpukan berdasarkan kualitas cv dan ash ( untuk semua seam kualitas medium sulfur) :
  • Stock HCV-High Ash
  • Stock HCV-Medium Ash
  • Stock HCV-Low Ash
  • Stock MCV-High Ash
  • Stock MCV-Medium Ash
  • Stock MCV-Low Ash
  • Stock LCV-High Ash
  • Stock LCV-Medium Ash
  • Stock LCV-Low Ash
F.  Contoh penumpukan berdasarkan kualitas cv dan ash ( untuk semua seam kualitas high sulfur) :
  • Stock HCV-High Ash
  • Stock HCV-Medium Ash
  • Stock HCV-Low Ash
  • Stock MCV-High Ash
  • Stock MCV-Medium Ash
  • Stock MCV-Low Ash
  • Stock LCV-High Ash
  • Stock LCV-Medium Ash
  • Stock LCV-Low Ash
G. Contoh penumpukan berdasarkan produk kualitas :
  • Stock Ash 8
  • Stock Ash 10
  • Stock DC (Drop Cut)
  • Stock SC (Structure)
  • Stock RF (Roof / Floor)
  • Stock Ecocoal
FIFO (First In First Out)
FIFO adalah pengaturan distribusi stok batubara di ROM yaitu batubara yang lebih awal masuk di ROM juga lebih didahulukan keluar dari ROM. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar stok batubara di ROM tidak terbakar secara spontan (spontaneous combustion).

Perawatan ROM


Tebal bedding coal adalah 50 cm. Dalam kegiatan rehandling (mengambil stok batubara di ROM) alat muat tidak boleh menyodok terlalu dalam terhadap bedding coal untuk menghindari kontaminasi terhadap batubara.
Alat muat di ROM yaitu excavator, wheel loader.
Perawatan tanggul pengaman (bundwall / safety berm), perawatan jalan, pembuangan lumpur / spoil di ROM tidak boleh menyebabkan kontaminasi terhadap stok batubara di ROM tersebut.

Pemberian Label / Almamater 

Alat angkut (dump truck) di ROM harus diberi label atau almamater sesuai kualitas batubara yang dimuat.
Alat muat dan alat angkut di ROM harus diberi label atau almamater training jika operatornya masih dalam tahap pelatihan.

 
 (pada gambar terlihat dump truck batubara memakai label / almamater nama seam sesuai batubara yang akan diangkut dump truck tersebut)

Drainase
Sistem drainase atau dewatering yang terencana, bagus dan  terpelihara di ROM.Kondisi ROM di buat cembung sehingga tidak terjadi genangan air di ROM yang berpotensi kontaminasi terhadap batubara.

Penerangan
Sistem penerangan yang bagus di ROM sehingga aktivitas di ROM berjalan baik.

Blending
Penyajian sistem blending yang tepat dan akurat dalam membantu proses crushing.Kelancaran distribusi batubara sesuai blending yang diinformasikan.

Kontaminan
Tidak ada material penyebab kontaminasi terhadap kualiatas batubara di ROM , seperti: logam, lumpur, batu, sampah, bahan bakar minyak (fuel), oli, kayu, plastik, sampah, dan lain-lain.


Coal Crushing Management adalah manajemen proses crushing batubara untuk menghasilkan produk batubara yang dipesan oleh pembeli (buyer).Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

Blending
Kesesuaian dan akurasi blending dalam proses crushing batubara.

Kontaminan
Tidak ada material penyebab kontaminasi seperti: logam, lumpur, batu, sampah, bahan bakar minyak (fuel), oli, kayu, plastik, sampah, dan lain-lain yang mengganggu proses crushing.

MSY (Mine Stock Yard) Management adalah manajemen penempatan batubara hasil proses crushing untuk persiapan diangkut (hauling).




Penumpukan Batubara Di Mine Stock Yard


Kebijakan penumpukan batubara di mine stock yard antar perusahaan batubara mempunyai standar dan regulasi berbeda-beda. Di bawah ini salah satu contohnya: 
  • Stock HCV-HTS (High Calorie Value - High Total Sulfur)
  • Stock HCV-MTS (High Calorie Value - Medium Total Sulfur)
  • Stock HCV-LTS (High Calorie Value - Low Total Sulfur)
  • Stock MCV-HTS (Medium Calorie Value - High Total Sulfur)
  • Stock MCV-MTS (Medium Calorie Value - Medium Total Sulfur)
  • Stock MCV-LTS (Medium Calorie Value - Low Total Sulfur)
  • Stock LCV-HTS (Low Calorie Value - High Total Sulfur)
  • Stock LCV-MTS (Low Calorie Value - Medium Total Sulfur)
  • Stock LCV-LTS (Low Calorie Value - Low Total Sufur)
Perawatan MSY

Tebal bedding coal adalah 50 cm. Dalam kegiatan hauling di MSY alat muat tidak boleh menyodok terlalu dalam terhadap basement untuk menghindari kontaminasi terhadap batubara hasil crushing.
Alat muat di MSY yaitu excavator, wheel loader.
Perawatan tanggul pengaman (bundwall / safety berm), perawatan jalan, pembuangan lumpur / spoil di MSY tidak boleh menyebabkan kontaminasi terhadap stok batubara hasil crushing di MSY tersebut. 

Drainage
Sistem drainage atau dewatering yang terencana, bagus dan  terpelihara di MSY. Kondisi MSY di buat cembung sehingga tidak terjadi genangan air di MSY yang berpotensi kontaminasi terhadap batubara.

Penerangan
Sistem penerangan yang bagus di MSY sehingga aktivitas di MSY berjalan baik.

Coal Hauling Management adalah manajemen pengangkutan batubara hasil crushing. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:



FIFO (First In First Out)
FIFO adalah memprioritaskan mengangkut batubara hasil crushing yang lebih dulu daripada hasil crushing setelahnya, dalam hal ini kualitas batubara hasil crushing sama dan sesuai permintaan atau pesanan pembeli (buyer).Hal ini untuk menghindari batubara hasil crushing terbakar secara spontan (spontaneous combustion).

Perawatan Basement
Dalam kegiatan hauling di MSY alat muat tidak boleh menyodok terlalu dalam terhadap basement untuk menghindari kontaminasi terhadap batubara hasil crushing.
Alat muat di MSY yaitu excavator, wheel loader.

Kontaminan
Tidak ada material penyebab kontaminasi seperti: logam, lumpur, batu, sampah, bahan bakar minyak (fuel), oli, kayu, plastik, sampah, dan lain-lain yang mengganngu proses hauling.Terutama alat muat dan alat angkut.


PSY (Port Stock Yard) Management adalah manajemen penempatan stok batubara hasil crushing yang telah diangkut menuju PSY untuk persiapan distok sementara atau langsung dikirim ke pembeli (buyer) melalui prose pengapalan (shipment).