Blogger Widgets

Senin, 15 April 2013

Coal Quality Control

Coal Quality Control adalah pengawasan terhadap spec kualitas batubara agar sesuai produk yang ditargetkan dalam pemasaran (marketing) ke pelanggan (customer / buyer).

Aspek coal quality control antara lain :
- kondisi geologi (patahan, lipatan, washout, pinch out, burn coal, parting, interburden, intrusi, pelapukan, dll)
- data kualitas insitu (data bor, channel sampling, peta kualitas, dll)
- proses penambangan
- proses penumpukan sebelum crushing (inpit stock dan ROM)
- pengangkutan (direct maupun rehandle)
- proses pencampuran (blending)
- proses peremukan (crushing)
- proses penumpukan hasil crushing (main stock yard, stock pile, port stock yard)
- proses pengapalan (direct barging, transhipment, shipment)


Proses Penambangan :

Proses penambangan harus mengikuti standar operasional prosedur yang telah ditetapkan agar kualitas batubara terjaga dan tercipta good mining practice.



  


Peta Kualitas Insitu
Untuk memastikan coal quality control, sebaiknya perlu adanya peta kualitas insitu batubara yang menjadi pegangan atau panduan dalam pengawasan operasional penambangan sehingga dapat menjadikan parameter maupun pembanding antara plan dan aktual. Peta kualitas insitu batubara sebaiknya disajikan dalam grid yang memuat data kualitas insitu batubara dari data pemboran inti (coring) yang telah dilakukan (infill maupun development). Peta kualitas insitu batubara ini harus memuat block atau section dan strip.

Seorang coal quality controler sebaiknya selalu meng-update data titik kontrol (control point) yang diambil di lapangan saat aktivitas expose batubara maupun penambangan batubara. Selanjutnya data yang diambil tersebut diplotkan pada peta kualitas insitu batubara sehingga diketahui data sebenarnya dan kemajuan pengambilan batubaranya.

Hasil sampling (misal : channel sampling) juga dapat ditambahkan di peta kualitas insitu batubara untuk melengkapi data yang belum ada atau sebagai pembanding.

Data insitu ini kita perlukan untuk crosscheck antara coal blending plan dengan aktual hasil blending setelah proses crushing. Sehingga bila ada penyimpangan kualitas batubara segera dapat diketahui penyebabnya dan harus dilakukan perbaikan agar tidak terulang atau terjadi kembali. Hal ini dapat kita jadikan eviden untuk mencegah reject kualitas.







Peralatan (Equipment)

Equipment ini meliputi alat muat, alat pendukung dan alat angkut. Semuanya harus :
- layak dan lulus uji komisioning
- telah dilakukan pre start chek atau P2H sebelum dioperasikan
- bersih
- khusus digunakan untuk aktivitas batubara







Lokasi Pemuatan (Front Loading)

Lokasi pemuatan (front loading) harus terbebas dari genangan air, lumpur, material ob, material topsoil / subsoil, material scoria, flying rock atau batuan terbang akibat peledakan(blasting), dan lain-lain. Pada malam hari harus ada lampu penerangan (tower lamp) dengan standar pencahayaan 5 Lux untuk menjaga keselamatan kerja dan kualitas batubara.


(pada gambar front loading batubara dekat dengan sump yang berpotensi air bisa meluap atau bocor ke arah front loading batubara tersebut jika tanggul / barrier sump tidak kuat)



(pada gambar terlihat batubara berpotensi terkena kontaminasi yaitu material ob lepas maupun genangan air)


Penambangan batubara (coal mining)

Batubara expose diproses menjadi clean coal (batubara bersih) sebagai berikut:
  • Batubara expose harus terbebas dari kontaminasi dan dilusi serta freeface batubara atau coal line harus terbuka semua.
  • Atap batubara dibersihkan (cleaning roof atau top coal) menggunakan excavator yang berpelindung gigi bucket (cutting edge).Material hasil cleaning roof jika secara visual prospek diusahakan maka bisa dijadikan batubara kotor (dirty coal) yang nantinya diproses menjadi clean coal melalui proses pencucian (washing) pada washing plant.Perlu diingat jika ada kegiatan peledakan (blasting) yang lokasinya berdekatan dengan lokasi batubara expose tersebut proses cleaning roof jangan terlalu luas / dihentikan sementara karena akan terkena flying rock (batuan terbang akibat peledakan), dan proses cleaning roof dapat dilanjutkan kembali setelah kegiatan peledakan (blasting) selesai.
  • Jika kodisi batubara terdapat coal banded (lapisan batubara dengan banyak sisipan parting tidak beraturan) yang sekiranya memepengaruhi kualitas maka coal banded tersebut dapat dibuang / dikeruk dengan excavator tadi.
  • Jika ada lapisan parting > 7 cm pada batubara tersebut maka parting tersebut harus dibuang dan batubara di bawah parting > 7 cm tersebut harus dilakukan cleaning roof lagi.
  • Jika ada lapisan parting 7cm pada batubara tersebut maka parting dapat digabung dengan batubara dengan catatan kualitas lapisan batubara di atas maupun di bawah parting tersebut sama.Hal ini disebut komposit (composite).
  • Jika ada lapisan parting 7cm pada batubara tersebut maka parting harus dibuang dan batubara di bawah parting 7 cm tersebut harus dilakukan cleaning roof lagi, dengan catatan kualitas lapisan batubara di atas dan di bawah parting tersebut berbeda.Hal ini disebut play.Komposit tidak dilakukan karena kualitas total akan drop.
  • Jika kondisi batubara keras (hardness) dalam proses pembongkaran memerlukan excavator gigi bucket (teeth bucket) atau ripping oleh dozer jangan sampai membongkar parting > 7 cm pada batubara tersebut.
  • Jika loading batubara menggunakan excavator gigi bucket (teeth bucket) jangan sampai membongkar floor (lapisan di bawah lantai batubara).Tentunya akan meninggalkan batubara sisa loading, hal ini nanti dilanjutkan loading dengan excavator yang berpelindung gigi bucket (cutting edge) untuk menghindari kontaminasi terhadap floor. Batubara sebelum floor disisakan 20 cm yang nantinya dloading dijadikan dirty coal.
  • Alat muat (loader), alat pendukung (support / auxiliary) dan alat angkut (hauler) harus bagus (layak) dan bersih sebagaimana yang telah disebutkan di atas tadi.
  • Batubara yang akan dimuat tidak boleh berupa bongkah besar (big coal) harus dikecilkan terlebih dahulu dengan excavator.
  • Pemberian label atau almamater nama seam batubara pada alat angkut (hauler).
  • Pemberian label training pada alat muat (loader), alat pendukung (support / auxiliary) dan alat angkut (hauler) jika operatornya masih dalam tahap pelatihan.
  • Jika kondisi gelap utamanya malam hari di front loading batubara harus ada lampu penerangan (tower lamp).
  • House keeping yaitu tidak membuang sampah sembarangan di area tambang terutama front loading batubara.
Catatan : PT. Indominco Mandiri (batubara dengan parting di atas 7cm harus dipisah), PT. Berau Coal (batubara dengan parting di atas 10cm harus dipisah), PT. Arutmin Indonesia Tambang Satui (batubara dengan parting di atas 10cm harus dipisah), PT. Arutmin Indonesia Tambang Senakin (batubara dengan parting di atas 15cm harus dipisah)

Kontaminan
Kontaminan berupa logam (misal : besi) maupun non logam (misal : plastik, kertas, bungkus makanan, botol minuman, puntung rokok, kain atau majun, batuan, lumpur, kayu, daun, bahan bakar minyak, dll)

                                       (pada gambar terlihat kontaminasi batuan pada batubara)

   
(pada gambar terlihat kontaminasi lumpur hasil scrap grader pada batubara)

                              (pada gambar terlihat kontaminasi bungkus makanan pada batubara)

ROM (Run Of Mine) Management adalah adalah manajemen penempatan dan distribusi batubara hasil penambangan batubara untuk digunakan dalam proses pencampuran (blending) dalam kegiatan crushing.Distribusinya yaitu batubara hasil penambangan distok di ROM (Pit to ROM) atau batubara hasil penambangan langsung masuk penggilingan (Pit to Crusher) maupun batubara stok dari ROM masuk ke penggilingan (ROM to Crusher).Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

Penumpukan Batubara Di ROM

Kebijakan penumpukan batubara di ROM antar perusahaan batubara mempunyai standar dan regulasi berbeda-beda. Berikut beberapa contohnya :

A. Contoh penumpukan berdasarkan kualitas cv dan sulfur (untuk semua seam kualitas low ash) :
  • Stock HCV-High Sulfur
  • Stock HCV-Medium Sulfur
  • Stock HCV-Low Sulfur
  • Stock MCV-High Sulfur
  • Stock MCV-Medium Sulfur
  • Stock MCV-Low Sulfur
  • Stock LCV-High Sulfur
  • Stock LCV-Medium Sulfur
  • Stock LCV-Low Sulfur 
  • Stock Dirty Coal
B. Contoh penumpukan berdasarkan kualitas cv dan sulfur (untuk semua seam kualitas medium ash) :
  • Stock HCV-High Sulfur
  • Stock HCV-Medium Sulfur
  • Stock HCV-Low Sulfur
  • Stock MCV-High Sulfur
  • Stock MCV-Medium Sulfur
  • Stock MCV-Low Sulfur
  • Stock LCV-High Sulfur
  • Stock LCV-Medium Sulfur
  • Stock LCV-Low Sulfur 
  • Stock Dirty Coal 
C. Contoh penumpukan berdasarkan kualitas cv dan sulfur (untuk semua seam kualitas high ash) :
  • Stock HCV-High Sulfur
  • Stock HCV-Medium Sulfur
  • Stock HCV-Low Sulfur
  • Stock MCV-High Sulfur
  • Stock MCV-Medium Sulfur
  • Stock MCV-Low Sulfur
  • Stock LCV-High Sulfur
  • Stock LCV-Medium Sulfur
  • Stock LCV-Low Sulfur 
  • Stock Dirty Coal 
D. Contoh penumpukan berdasarkan kualitas cv dan ash ( untuk semua seam kualitas low sulfur) :
  • Stock HCV-High Ash
  • Stock HCV-Medium Ash
  • Stock HCV-Low Ash
  • Stock MCV-High Ash
  • Stock MCV-Medium Ash
  • Stock MCV-Low Ash
  • Stock LCV-High Ash
  • Stock LCV-Medium Ash
  • Stock LCV-Low Ash
 E. Contoh penumpukan berdasarkan kualitas cv dan ash ( untuk semua seam kualitas medium sulfur) :
  • Stock HCV-High Ash
  • Stock HCV-Medium Ash
  • Stock HCV-Low Ash
  • Stock MCV-High Ash
  • Stock MCV-Medium Ash
  • Stock MCV-Low Ash
  • Stock LCV-High Ash
  • Stock LCV-Medium Ash
  • Stock LCV-Low Ash
F.  Contoh penumpukan berdasarkan kualitas cv dan ash ( untuk semua seam kualitas high sulfur) :
  • Stock HCV-High Ash
  • Stock HCV-Medium Ash
  • Stock HCV-Low Ash
  • Stock MCV-High Ash
  • Stock MCV-Medium Ash
  • Stock MCV-Low Ash
  • Stock LCV-High Ash
  • Stock LCV-Medium Ash
  • Stock LCV-Low Ash
G. Contoh penumpukan berdasarkan produk kualitas :
  • Stock Ash 8
  • Stock Ash 10
  • Stock DC (Drop Cut)
  • Stock SC (Structure)
  • Stock RF (Roof / Floor)
  • Stock Ecocoal
FIFO (First In First Out)
FIFO adalah pengaturan distribusi stok batubara di ROM yaitu batubara yang lebih awal masuk di ROM juga lebih didahulukan keluar dari ROM. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar stok batubara di ROM tidak terbakar secara spontan (spontaneous combustion).

Perawatan ROM


Tebal bedding coal adalah 50 cm. Dalam kegiatan rehandling (mengambil stok batubara di ROM) alat muat tidak boleh menyodok terlalu dalam terhadap bedding coal untuk menghindari kontaminasi terhadap batubara.
Alat muat di ROM yaitu excavator, wheel loader.
Perawatan tanggul pengaman (bundwall / safety berm), perawatan jalan, pembuangan lumpur / spoil di ROM tidak boleh menyebabkan kontaminasi terhadap stok batubara di ROM tersebut.

Pemberian Label / Almamater 

Alat angkut (dump truck) di ROM harus diberi label atau almamater sesuai kualitas batubara yang dimuat.
Alat muat dan alat angkut di ROM harus diberi label atau almamater training jika operatornya masih dalam tahap pelatihan.

 
 (pada gambar terlihat dump truck batubara memakai label / almamater nama seam sesuai batubara yang akan diangkut dump truck tersebut)

Drainase
Sistem drainase atau dewatering yang terencana, bagus dan  terpelihara di ROM.Kondisi ROM di buat cembung sehingga tidak terjadi genangan air di ROM yang berpotensi kontaminasi terhadap batubara.

Penerangan
Sistem penerangan yang bagus di ROM sehingga aktivitas di ROM berjalan baik.

Blending
Penyajian sistem blending yang tepat dan akurat dalam membantu proses crushing.Kelancaran distribusi batubara sesuai blending yang diinformasikan.

Kontaminan
Tidak ada material penyebab kontaminasi terhadap kualiatas batubara di ROM , seperti: logam, lumpur, batu, sampah, bahan bakar minyak (fuel), oli, kayu, plastik, sampah, dan lain-lain.


Coal Crushing Management adalah manajemen proses crushing batubara untuk menghasilkan produk batubara yang dipesan oleh pembeli (buyer).Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

Blending
Kesesuaian dan akurasi blending dalam proses crushing batubara.

Kontaminan
Tidak ada material penyebab kontaminasi seperti: logam, lumpur, batu, sampah, bahan bakar minyak (fuel), oli, kayu, plastik, sampah, dan lain-lain yang mengganggu proses crushing.

MSY (Mine Stock Yard) Management adalah manajemen penempatan batubara hasil proses crushing untuk persiapan diangkut (hauling).




Penumpukan Batubara Di Mine Stock Yard


Kebijakan penumpukan batubara di mine stock yard antar perusahaan batubara mempunyai standar dan regulasi berbeda-beda. Di bawah ini salah satu contohnya: 
  • Stock HCV-HTS (High Calorie Value - High Total Sulfur)
  • Stock HCV-MTS (High Calorie Value - Medium Total Sulfur)
  • Stock HCV-LTS (High Calorie Value - Low Total Sulfur)
  • Stock MCV-HTS (Medium Calorie Value - High Total Sulfur)
  • Stock MCV-MTS (Medium Calorie Value - Medium Total Sulfur)
  • Stock MCV-LTS (Medium Calorie Value - Low Total Sulfur)
  • Stock LCV-HTS (Low Calorie Value - High Total Sulfur)
  • Stock LCV-MTS (Low Calorie Value - Medium Total Sulfur)
  • Stock LCV-LTS (Low Calorie Value - Low Total Sufur)
Perawatan MSY

Tebal bedding coal adalah 50 cm. Dalam kegiatan hauling di MSY alat muat tidak boleh menyodok terlalu dalam terhadap basement untuk menghindari kontaminasi terhadap batubara hasil crushing.
Alat muat di MSY yaitu excavator, wheel loader.
Perawatan tanggul pengaman (bundwall / safety berm), perawatan jalan, pembuangan lumpur / spoil di MSY tidak boleh menyebabkan kontaminasi terhadap stok batubara hasil crushing di MSY tersebut. 

Drainage
Sistem drainage atau dewatering yang terencana, bagus dan  terpelihara di MSY. Kondisi MSY di buat cembung sehingga tidak terjadi genangan air di MSY yang berpotensi kontaminasi terhadap batubara.

Penerangan
Sistem penerangan yang bagus di MSY sehingga aktivitas di MSY berjalan baik.

Coal Hauling Management adalah manajemen pengangkutan batubara hasil crushing. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:



FIFO (First In First Out)
FIFO adalah memprioritaskan mengangkut batubara hasil crushing yang lebih dulu daripada hasil crushing setelahnya, dalam hal ini kualitas batubara hasil crushing sama dan sesuai permintaan atau pesanan pembeli (buyer).Hal ini untuk menghindari batubara hasil crushing terbakar secara spontan (spontaneous combustion).

Perawatan Basement
Dalam kegiatan hauling di MSY alat muat tidak boleh menyodok terlalu dalam terhadap basement untuk menghindari kontaminasi terhadap batubara hasil crushing.
Alat muat di MSY yaitu excavator, wheel loader.

Kontaminan
Tidak ada material penyebab kontaminasi seperti: logam, lumpur, batu, sampah, bahan bakar minyak (fuel), oli, kayu, plastik, sampah, dan lain-lain yang mengganngu proses hauling.Terutama alat muat dan alat angkut.


PSY (Port Stock Yard) Management adalah manajemen penempatan stok batubara hasil crushing yang telah diangkut menuju PSY untuk persiapan distok sementara atau langsung dikirim ke pembeli (buyer) melalui prose pengapalan (shipment).

8 komentar:

  1. terima kasih semoga bs manfaat buat saya.salam coal-division

    BalasHapus
  2. Utk proses pembelajaran, mohon izin untuk coppy paste. Tks

    BalasHapus
  3. Terima kasih ilmunya bos.. Semoga bermaafaat buat kita semua sukses trus

    BalasHapus
  4. Adakah contoh format laporan harian, mingguan dan bulanan untuk quality control batu bara,? kalau ada di share bos,,,

    BalasHapus